Era Baru Reli Crypto Dimulai, Imbas Kemenangan Trump
Reku berpendapat, bahwa era baru reli crypto global sudah dimulai, imbas kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) hari ini, Rabu (6/11/2024).
Hal itu mereka sampaikan kepada Blockchainmedia.id setelah harga Bitcoin (BTC) mencetak rekor baru di kisaran US$75 ribu pada Rabu sebelum tengah hari, lalu menyusul Donald Trump yang resmi lolos sebagai Presiden dan memimpin kembali Negeri Paman Sam itu.
Menurut Reku, dua peristiwa besar itu menegaskan narasi yang berkembang sebelumnya dan menjadi katalis penting reli crypto hari ini dan pada masa mendatang.
“Sentimen positif yang berkembang di pasar di tengah reli crypto saat ini sejalan dengan tren bullish yang telah terlihat sebelumnya. Momentum ini juga bisa menjadi awal dari dimulainya reli utama pada fase bullish kali ini dan berpotensi membawa kenaikan harga yang lebih signifikan bagi Bitcoin dan aset-aset crypto potensial lainnya,” jelas Fahmi Almuttaqin, Crypto Analyst Reku dalam keterangan tertulisnya.
Ia juga melihat tren positif ini dapat semakin berkembang untuk mendorong harga aset-aset crypto di pasar, khususnya Bitcoin.
Meskipun beberapa data menunjukkan telah banyak investor yang mengakumulasi Bitcoin dalam beberapa bulan terakhir yang menyebabkan kekhawatiran dari beberapa analis bahwa Bitcoin mungkin akan sulit untuk melanjutkan kenaikan, potensi kenaikan lanjutan justru masih terbuka lebar.
“Meningkatnya tren akumulasi Bitcoin dalam beberapa bulan terakhir mengindikasikan meningkatnya jumlah investor baru yang dapat mengurangi potensi tekanan jual Bitcoin di pasar. Selain itu, potensi kembali diturunkannya suku bunga The Fed juga dapat memicu meningkatnya aliran dana masuk baru di pasar di situasi reli crypto seperti sekarang, melanjutkan tren yang sudah ada saat ini,” tambahnya.
Meningkatnya sentimen positif pada Bitcoin juga berpotensi menciptakan efek domino reli crypto potensial lainnya.
“Ethereum (ETH) misalnya, yang relatif minim naratif dalam beberapa bulan terakhir, mulai kembali diperhatikan oleh investor dengan 21Shares yang menyatakan optimismenya dengan mengibaratkan Ethereum seperti Amazon di tahun 1990, ketika mayoritas investor belum terlalu memahami nilai dan potensi dari inovasi yang dikembangkan,” imbuhnya.
Bitcoin Cetak Rekor Baru US$75 Ribu, Waspada Koreksi di Desember
Reli Crypto Berdampak pada Bullish Pasar Saham AS
Reli crypto yang terjadi di Bitcoin dan jenis aset kripto lainnya, dinilai berdampak pula pada Sentimen bullish di pasar saham AS.
Fahmi mencontohkan saham Tesla di Frankfurt melonjak lebih dari 14 persen, karena pemegang saham terbesar, Elon Musk, adalah pendukung kuat Trump.
Selain itu agenda Donald Trump terkait tarif perdagangan yang agresif atas impor, terutama dari Tiongkok, serta agenda pemotongan pajak yang pro-bisnis, turut menjadi katalis pendukung terhadap sentimen positif bagi saham Tesla dan saham-saham perusahaan AS secara umum.
“Sentimen keseluruhan Wall Street mencerminkan optimisme bahwa pasar saham AS akan menguat menjelang akhir tahun yang turut didukung oleh kebijakan pelonggaran ekonomi The Fed yang akomodatif dan kondisi fundamental ekonomi AS yang kuat. Perkembangan ini semakin memposisikan nuansa reli crypto dan saham AS sebagai instrumen aset global yang menarik di tengah situasi yang mungkin akan berkembang ke depan dengan kemenangan Donald Trump,” ungkap Fahmi.
Situasi ini tentu dapat dikatakan merupakan salah satu situasi pasar yang paling kondusif dalam sebuah siklus.
“Investor dapat memanfaatkan momentum dengan mulai memanfaatkan reli crypto ini dan saham AS pada portofolio investasinya untuk menangkap peluang pertumbuhan yang ada. Meskipun dinamika masih sangat mungkin terjadi ke depannya yang dapat memberikan tekanan baik bagi aset crypto maupun saham AS, rasio risk/reward yang ada saat ini menurut analisis kami masih sangat menguntungkan investor. Meskipun demikian, masih diperlukan pemantauan lebih lanjut untuk mengantisipasi potensi kenaikan atau penurunan aset crypto maupun saham tertentu, karena meskipun pasar secara umum berada pada kondisi bullish, bukan berarti seluruh aset akan terapresiasi,” tutup Fahmi. [ps]