Diarycrypto.com – Thailand baru-baru ini dihapus dari daftar abu-abu Financial Action Task Force (FATF), sebuah badan pengawas global yang memerangi pencucian uang dan pendanaan terorisme. Langkah ini disambut baik oleh banyak pihak di industri keuangan Thailand, namun pertanyaan muncul tentang bagaimana hal ini akan mempengaruhi kebijakan cryptocurrency di negara tersebut.
Thailand Sukses Lepas dari Pengawasan FATF, Sektor Kripto Tetap Kokoh
Meskipun ada optimisme bahwa penghapusan dari daftar abu-abu dapat membuka jalan bagi lingkungan regulasi yang lebih longgar, para ahli percaya bahwa kebijakan kripto Thailand kemungkinan besar akan tetap “sebagian besar” tidak terpengaruh.
- Fokus FATF pada AML/CFT: Penghapusan Thailand dari daftar abu-abu terutama didorong oleh peningkatan upaya negara dalam memerangi pencucian uang dan pendanaan terorisme (AML/CFT). Sementara FATF juga telah mengeluarkan rekomendasi tentang regulasi cryptocurrency, fokus utamanya tetap pada AML/CFT.
- Kerangka Regulasi Kripto yang Ada: Thailand telah memiliki kerangka regulasi kripto yang relatif kuat. Securities and Exchange Commission (SEC) Thailand telah aktif dalam mengawasi industri ini, mengeluarkan lisensi kepada bursa dan mengatur penawaran token.
- Kekhawatiran yang Berkelanjutan: Meskipun ada kemajuan, pemerintah Thailand tetap berhati-hati terhadap risiko yang terkait dengan cryptocurrency, seperti volatilitas pasar, penipuan, dan potensi penggunaan untuk kegiatan ilegal.
Thai PM’s removal may delay Digital Wallet Policy, but crypto regulations unlikely affected
Thailand’s Prime Minister Srettha Thavisin was removed from office by the Constitutional Court, potentially delaying or altering the recently launched Digital Wallet Policy aimed at…
— CoinNess Global (@CoinnessGL) August 14, 2024
Meskipun perubahan kebijakan besar tidak diharapkan, penghapusan dari daftar abu-abu dapat memiliki beberapa dampak positif pada industri kripto Thailand:
- Peningkatan Sentimen Investor: Penghapusan dari daftar abu-abu dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap pasar keuangan Thailand, termasuk sektor cryptocurrency.
- Kolaborasi Internasional yang Lebih Mudah: Penghapusan tersebut dapat memudahkan bisnis kripto Thailand untuk menjalin kemitraan dengan lembaga keuangan internasional.
- Potensi Relaksasi Regulasi di Masa Depan: Meskipun tidak langsung, penghapusan tersebut dapat membuka jalan bagi relaksasi regulasi tertentu di masa depan, karena pemerintah mungkin merasa lebih percaya diri dalam kemampuan AML/CFT negara tersebut.
Penghapusan Thailand dari daftar abu-abu FATF adalah perkembangan positif bagi negara dan sektor keuangannya. Meskipun kebijakan kripto kemungkinan besar akan tetap stabil dalam jangka pendek, hal ini dapat mengarah pada lingkungan yang lebih mendukung bagi industri kripto dalam jangka panjang.